Kamis, 29 September 2011
Selasa, 06 September 2011
ukier: home
ukier: home: Mendengar kata “JEPARA” yang terlintas di benak kita adalah Kerajinan Seni Ukirnya yang telah termasyur hingga penjuru dunia baik Asia, Ero...
Senin, 05 September 2011
OBJEK WISATA PANTAI SAYANG HEULANG GARUT
Pantai
Sayang Heulang adalah objek wisata alam yang terletak di Desa
Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, dengan temperatur antara 17 ?C - 28
?C, penyinaran matahari di sekitar pantai terik, dan kekuatan tiupan
angin cukup besar. Konfigurasi umum lahan berupa dataran dengan
kemiringan curam pada daerah sekitar pantai dan stabilitas tanah yang
baik. Kondisi perairan berwarna berwarna hijau kebiru-biruan dengan bau
normal, temperatur normal, rata-rata tinggi gelombang 2 - 3 meter.
Kemiringan dasar laut curam dengan
palung Jaut di sekitar pantai. Panjang pantai lebih dari 2 km dan lebar
tepi pantai kurang dari 50 m dengan material pesisir pantai berupa
hamparan pasir halus yang berwarna putih bersih. Tingkat abrasi di
pantai tersebut dapat dikatakan tinggi yang dilihat dari bentukan
pesisir pantai berjenjang antara daerah pesisir pantai dengan area
fasilitas. Kualitas lingkungan dan kebersihan sekitar pantai dapat
dikatakan baik, hal ini dapat dilihat dari kondisi pesisir yang masih
bersih. Status kepemilikan berada ditangan Polisi Air dan Udara, pada
waktu-waktu tertentu pantai tersebut dijadikan tempat latihan tentara.
Pantai Sayang Heulang ini memiliki batas administrasi bebagai berikut:
Utara: Desa Jatimulya
Barat: Desa Pamalayan
Selataan: Samudra indonesia
Timur : Desa Manddtakasth
Di sekitar lingkungan kawasan
objek wisata ini terdapat reruntuhan bangunan, dan kios-kios yang
kondisinya kurang baik sehingga mengurangi kualitas lingkungan pantai.
Di pantai ini juga terdapat fasilitas olahraga berupa lapangan voli
yang kondisinya cukup baik, tempat penyewaan, 1 buah musholla dan
fasilitas transportasi menuju kawasan.
sumber : garut kab
Minggu, 04 September 2011
Curug Tujuh Neglasari - Garut
Curug
Tujuh Neglasari
atau dikenal juga dengan nama Curug Limbung terletak di perkebunan
teh Neglasari, di tengah perjalanan antara Garut Kota ke arah selatan
menuju
Pameungpeuk, Jawa Barat. Keunikan curug ini ialah
jatuhan airnya bertingkat-tingkat membentuk tujuh tingkatan dengan
ketinggian 50 m, sehingga memiliki keindahan
yang khas. Setiap tingkatan
pada curug ini terdapat kolam air seluas puluhan meter persegi
dan berkedalaman 1-3 meter. Jatuhan air dari curug ini mengalir dari
sela-sela gunung
Curug ini tidak pernah menyusut airnya. Sekalipun kemarau tetap saja ada air yang mengalir di curug tersebut. Yang membedakannya hanya volume air. Sangat kontras jika sedang musim hujan dan musim kemarau. |
Lokasi
Terletak di perbatasan Kecamatan Cisompet dan Cikajang, tepatnya di Desa Neglasari, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat. Peta dan Koordinat GPS: Aksesbilitas Berjarak 59 km dari pusat kota Garut dan dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam perjalanan dengan kendaraan pribadi atau umum. Selanjutnya untuk menuju ke lokasi curug ini dengan berjalan kaki sejauh 1 km dari jalan utama melewati perkebunan teh. Fasilitas dan Akomodasi Hingga kini masih belum dikelola dan dimanfaatkan secara memadai. Bahkan akses ruas jalannya sebagian besar berupa jalan “tikus” atau setapak |
Curug Neglasari

Panoramanya indah sekali, dengan hamparan perkebunan teh yang hijau, ada beberapa air terjun dengan ketinggian yang berbeda-beda adalah daya tarik yang ditawarkan
Sumber : Pariwisata Garut
Wisata Candi Cangkuang
Situ Cangkuang.

Merupakan situ terluas di Garut, dengan luas sekitar 124 Ha. Berjarak sekitar 14 Km dari kota Garut melewati jalan yang diapit sawah yang luas. Anda bisa mengelilingi situ ini dengan menggunakan rakit bambu milik masyarakat pariwisata setempat sambil menikmati segarnya udara pegunungan.
Candi Cangkuang.

Satu-satunya candi Hindu paling lengkap yang telah direstorasi di Jawa Barat peninggalan abad ke VII terletak di sebuah pulau di tengah danau / situ Cangkuang, dimana terdapat pula enam buah rumah adat yang dinamakan Kampung Pulo. Dengan rakit bambu anda menyebrangi Situ Cangkuang yang ditumbuhi teratai untuk mencapai Candi dan kampung Pulo. Dengan melewati sawah sejauh mata memandang , lokasinya hanya 16 Km dari Garut kota, atau sekitar 45 Km dari kota Bandung.

Merupakan situ terluas di Garut, dengan luas sekitar 124 Ha. Berjarak sekitar 14 Km dari kota Garut melewati jalan yang diapit sawah yang luas. Anda bisa mengelilingi situ ini dengan menggunakan rakit bambu milik masyarakat pariwisata setempat sambil menikmati segarnya udara pegunungan.
Candi Cangkuang.

Satu-satunya candi Hindu paling lengkap yang telah direstorasi di Jawa Barat peninggalan abad ke VII terletak di sebuah pulau di tengah danau / situ Cangkuang, dimana terdapat pula enam buah rumah adat yang dinamakan Kampung Pulo. Dengan rakit bambu anda menyebrangi Situ Cangkuang yang ditumbuhi teratai untuk mencapai Candi dan kampung Pulo. Dengan melewati sawah sejauh mata memandang , lokasinya hanya 16 Km dari Garut kota, atau sekitar 45 Km dari kota Bandung.
i
5 Votes

Dan tampaklah juga oleh kami adanya sekelompok rombongan mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi kota Bandung, yang juga hendak melakukan perjalanan menembus lebatnya hutan SANCANG guna melakukan observasi pengamatan berbagai jenis satwa dan burung-burung yang berhabitat di kawasan hutan cagar alam tersebut. Sambil menyantap mie instan hangat pembangkit semangat, kami pun berbincang hangat dengan warga sekitar perihal keberadaan kawasan hutan LEUWEUNG SANCANG tersebut. Dan menurut keterangan yang kami peroleh dari warga sekitar, bahwa jarak antara tempat kami beristirahat itu dengan tepi pantai LEUWEUNG SANCANG yang kami tuju itu, masihlah sekitar 5 Km lagi. Dengan mengambil rute jalur setapak selebar 1 m yang sudah ada dari sejak dahulu kala. Sejenak kami tertegun untuk memutuskan apakah malam ini juga kami memasuki lebatnya hutan tersebut menuju garis pantai, atau kami terpaksa harus sabar menanti datangnya esok pagi…?
Seperti yang di lakukan oleh sekelompok mahasiswa Bandung itu, yang mana mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju garis pantai di ke esokan harinya, mengingat gelap dan lebatnya kawasan hutan yang juga masih di anggap keramat oleh sebagian masyarakat Jawa – Barat itu.Waktu pun merambat pelan bersama hembusan asap tebal sebatang rokok yang sejak tadi akrab bagaikan kawan, di saat hening sunyi mencekam. Dan seakan tak sabar menanti datangnya sebuah keputusan, kami pun spontan memutuskan untuk segera melanjutkan perjalanan malam itu juga ke bibir pantai, dengan berbagai resiko yang siap menghadang di depan, tanpa jasa penunjuk jalan. Entah apa yang membuat kami senekad itu di tengah medan hutan yang tak pernah kami kenal, namun terasa akrab dalam keyakinan. Ringkik suara kuda-kuda besi kami pun kembali terdengar dan mereka pun seolah tak sabar untuk secepatnya menjelajah gelapnya hutan LEUWEUNG SANCANG yang terkenal lebat sekaligus menyeramkan.
Dan perlahan namun pasti kami pun sudah berada di punggung kuda besi kami masing-masing serta siap membelah malam dengan mata lampu-lampu kuda besi kami menyala terang lurus kedepan. Satu -persatu kami pun mulai memasuki gelapnya kawasan hutan, sementara tepat di atas kami nampak berterbangan ribuan Kalelawar / Kalong berukuran besar membentuk formasi terbang menuju tempat di mana mereka biasa mencari makan di kala malam. Memang ada sedikit kekhawatiran di antara kami, kalau saja kami berpapasan dengan seekor Macan atau para binatang buas yang siap menerkam. Dan juga menurut informasi dari petugas Jagawana kawasan cagar alam setempat, bahwa di hutan lindung ini hidup berbagai jenis satwa langka yang sangat di lindungi seperti : Banteng Jawa, Macan Tutul, Kera Owa Jawa, Rusa, Babi Hutan, Harimau Kumbang serta berbagai Jenis Burung. Yang sudah barang tentu bisa saja kita jumpai secara tidak sengaja di tengah-tengah perjalanan kita menuju bibir pantai.
Terutama di tengah aktifitas mereka mencari makan di waktu malam. Namun sekali lagi semua itu seolah tak terfikirkan, bahkan semua itu seakan terkalahkan oleh rasa penasaran akan keindahan tepi pantai LEUWEUNG SANCANG.Turunan, tanjakan serta kelokan demi kelokan telah kami lewati. Sementara pohon-pohon besar jenis kayu Meranti bak raksasa hutan dan juga berbagai jenis tanaman Bakau yang di sebut kayu Kaboa pun seolah tak sabar menunggu untuk kami telusuri. Semakin kedalam maka semakin rapat dan rimbunlah deretan pepohonan, dan sampai detik itu pula kami pun belumlah mendengar suara debur ombak, sebagai penanda bahwa bibir pantai sudahlah dekat dan perjalanan kami pun tidaklah sesat. Di tengah keraguan dan bayang kekhawatiran kami pun coba bertahan untuk terus bergerak susuri jalan dengan penuh kehati-hatian. Puluhan ranting pohon tumbang yang terkadang menghalangi jalan, dengan sabar pun telah kami singkirkan sambil terus berharap agar secepatnya kami dapat segera keluar dari cengkraman kegelapan kawasan hutan LEUWEUNG SANCANG. Tak ada seorang manusia pun kami temui di tengah perjalanan, yang ada hanyalah kegelapan malam dan lebatnya pepohonan.Dan sampai pada suatu ketika terlihatlah oleh kami team redaksi NRM ( Nasionalis Rakyat Merdeka ), secercah bias cahaya terang angkasa di antara rimbunnya pepohonan. Dan berangsur-angsur samar terdengar suara deburan ombak Laut Selatan, yang seakan ramah berucap Salam : ”… SELAMAT DATANG KAWAN….di Tepian Pantai Selatan Leuweung Sancang Nan Indah lagi Menawan…”
Pantai Selatan Garut (2) : Karang Sebrotan, Sodong Parat, Cicalobak
Sunset di Pantai Cicalobak |
Karang Sebrotan
Disebelah barat Karang Tepas terdapat sebuah karang lagi yang oleh warga setempat di sebut Karang Sebrotan, nama Karang Sebrotan di ambil karena ombak yang menghantam karang ini seperti menyemprot ke atas karang.
|
|
|
|
Rumah Burung Walet |
Dari Karang Sebrotan ke arah barat kita akan melihat satu objek lagi yaitu Sodong Parat. Objek ini merupakan sebuah karang besar dan di bawahnya terdapat lubang yang tembus dari sisi satu ke sisi lainnya atau dalam bahasa sunda biasa di sebut parat.
View Sodong Parat dari Karang Sebrotan |
|
|
|
|
|
|
Jalan kembali |
Pantai Cicalobak adalah best spot dalam trip saya kali ini, saya mendapatkan moment view yang sangat indah dari mulai terang, mendung, hujan hingga sunset benar-benar luar biasa, lokasi nya tidak jauh dari Sodong Parat dan berada tepat di samping jalan raya lintas selatan menuju Rancabuaya dari arah Cijayana.
Pantai Cicalobak merupakan teluk kecil dengan batu karang di samping kiri kanan nya, karena menjorok ke darat ombak lautnya tidak terlalu besar dan air nya pun dangkal sehingga relatif aman untuk berenang.
Garis awan mendung |
Mendung di Cicalobak |
Pesona Pantai Selatan Garut (1) : Gunung Geder, Manalusu, Cikandang, Karang Tepas
Kita mungkin sudah mengenal indah nya pantai di Pameungpeuk atau Rancabuaya yang saat ini menjadi primadona tujuan wisata di selatan Garut, tetapi apakah anda pernah mendengar mengenai Pantai Taman Manalusu, Karang Tepas atau Sodong Parat ? Saya yakin banyak dari anda masih asing dengan nama-nama tersebut, sebagian tempat-tempat tersebut memang masih tersembunyi di balik bukit atau ladang, jangan kan papan petunjuk, jalan setapak pun kadang sulit ditemukan.
Sudah lama saya ingin berbagi mengenai keindahan Pantai Selatan Garut, karena kebetulan daerah ini merupakan kampung halaman saya. Desember 2010 yang lalu saya berkesempatan untuk menjelajah kembali Pantai Selatan Garut dari mulai Cikelet di sebelah timur hingga Rancabuaya di sebelah barat. Ingin tahu lebih jauh mengenai Pantai Selatan Garut? Mari ikuti jejak dan arah petualangan saya.
Pantai Gunung Geder
Pemberhentian pertama saya adalah di Pantai Gunung Geder. Pesona di pantai ini adalah pasir putih dan lanscape pantai-nya yang lurus landai.
|
|
Sejumlah fasilitas sudah tersedia di tempat ini namun masih kosong dan sepi. Ketika memasuki bibir pantai nampak belum terawat dengan baik, banyak ranting yang terbawa ombak berserakan disana-sini mungkin akan lebih baik jika sampah ini dibersihkan.
Kesan yang saya rasakan untuk pantai ini adalah pantai yang asli seperti belum terjamah oleh manusia.
|
|
Pantai Taman Manalusu
Perjalanan saya lanjutkan ke arah barat melalui jalan raya lintas selatan menuju Pantai Taman Manalusu. Namanya terdengar asing tidak seperti nama-nama pantai lain di daerah Garut yang biasanya terdengar sunda, konon nama ini diambil dari nama Karl Manalusu Tambunan yang menemukan pantai ini dan membuatnya menjadi taman pantai.
View ke arah barat |
Tidak hanya bunga karang dan rumput laut saja, Pantai Taman Manalusu juga kaya dengan ikan hias. Ikan hias ini tidak perlu di cari jauh sampai ke tengah laut, ikan-ikan ini ada di sela-sela karang yang terhampar sepanjang pantai. Ikan-ikan ini terbawa gelombang pasang dan terjebak di karang-karang ketika air laut menyusut.
|
|
Ikan hias biasanya ada dalam sela-sela karang ini |
Bermain bola di sisi pantai dan pohon rindang |
Sungai Cikandang
Sungai Cikandang merupakan salah satu sungai yang cukup besar, saya melintasi nya dalam perjalanan menuju Karang Tepas dari Pantai Taman Manalusu. Sungai ini beberapa kali telah digunakan untuk ber-arung jeram, uniknya arung jeram Sungai Cikandang adalah kita bisa terus mengayuh hingga bibir pantai.
|
|
Karang Tepas
Tujuan selanjutnya adalah Karang Tepas, tempat ini hanya bisa diakses melalui jalan setapak, saya beberapa kali bertanya kepada warga sekitar karena tidak ada petunjuk arah dari jalan utama.
Jalan menuju Karang Tepas |
Karang Tepas sungguh menakjubkan, saya serasa sedang berada di depan geladak kapal yang sedang menerjang ombak. Tepas dalam bahasa sunda berarti teras depan rumah dan memang Karang Tepas seperti teras yang menghadap lautan lepas. Sebagian warga sekitar sering menggunakan tempat ini sebagai tempat untuk memancing ikan.
|
|
|
|
|
|
Karang Tepas |
Langganan:
Postingan (Atom)